Posts

Showing posts from 2014

Bukan Hanya Boedi Oetomo

Image
* Memaknai Kembali Kebangkitan Nasional Nama Dokter Angka pasti terdengar asing di telinga kita, sekalipun ia diabadikan sebagai nama jalan utama di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Ada banyak hotel, restoran, dan tempat hiburan terkenal di jalan tersebut. Namun t ulisan ini bukan soal Kota Purwokerto dan tempat hiburannya. Ada cerita di balik pria bernama lengkap Anggoro Kasih. Anggota LVRI Balikpapan menyaksikan paskibra di upacara 17 Agustus di Lapangan Merdeka_HANDRY JONATHAN Dia tentu bukan sosok sembarangan. Bersama delapan dokter lulusan STOVIA lainnya, Angka turut memprakarsai berdirinya organisasi Boedi Oetomo (BO). Kelahiran organisasi ini diabadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ini.   Di BO, Angka sempat menjadi seksi bendahara. Meski demikian Angka tak kondang dalam catatan atau pelajaran sejarah bangsa Indonesia. Ia kalah tenar dibandingkan tokoh BO yang lain, s ebut saja Soetomo, Radjiman Widyodiningrat, Soeradji Tirtonegoro, atau S

Pahlawan Penuh Tanda Jasa

Image
Siapa bilang guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa? Ada guru yang namanya abadi di jalan-jalan protokol di kota besar di Indonesia. Namanya Sudirman, pria asal Purbalingga yang pernah menjadi guru sekolah rakyat Muhammadiyah di Cilacap. Tak banyak diungkap dalam buku sejarah Jenderal Sudirman pernah mengajar sekolah. Profesi guru ia lakoni sebelum ikut pendidikan perwira PETA (Pembela Tanah Air) di masa pendudukan Jepang. Jangan tanya tanda jasa yang ia dapat. Sudirman punya gelar Jenderal Besar berpangkat bintang lima. Tak kalah dengan Sudirman, ada guru yang namanya diabadikan menjadi nama kapal perang. Potret dirinya pun pernah hadir pada uang kertas pecahan dua puluh ribu rupiah, namanya Suwardi Suryaningrat.  Sosoknya lebih populer sebagai Ki Hajar Dewantara. Pria kelahiran Yogyakarta ini pernah menjadi guru, pendiri lembaga pendidikan, bahkan Menteri Pengajaran. Suwardi juga dikenal pernah menentang ordonansi (peraturan) pemerintah Hindia Belanda yang membatasi

Kahyangan di Jantung Jawa

Image
PESONA pemandangan telaga berpadu hijaunya perbukitan khas Dataran Tinggi Dieng EKSOTISNYA Telaga Pengilon di Dataran Tinggi Dieng menjadi spot foto yang menarik Tentunya bukan sembarangan Dieng mendapat julukan sebagai kahyangan, tempat para dewa. Nama Dieng (Ardi dan Hyang) berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti gunung tempat dewa-dewi.  Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau) terletak 55 km di t imur l aut Banjarnegara dan 26 km u tara Wonosobo. Dua kabupaten yang berada di bagian pusat Jawa Tengah. K awasan seluas 8.359 hektar ini merupakan d ataran setinggi 2.093 meter di atas permukaan laut .  Dieng memanjakan Anda   dengan rangkaian perbukitan Gunung Prau (2.565 m), Jurang Grawah (2.450 m), dan Gunung Kendil (2.326 m). Suhu udara di siang hari yang tak sampai 20 derajat celsius semakin menegaskan kesejukan yang memanjakan. Tak hanya sejuknya perbukitan menjadi daya tarik utama Dieng. Sejumlah telaga melengkapi hamparan panorama hijau yang semakin mengun

Mengejar Mentari Terbit Sikunir

Image
Senyum merekah tampak dari ratusan wajah yang hadir di puncak Sikunir, Dataran Tinggi Dieng, Minggu (22/6/2014) pagi itu. Garis jingga keemasan laksana goresan kuas Pelukis Agung muncul dari balik gunung-gunung menjulang. Tampaklah mentari terbit khas Sikunir memanjakan mata.   GARIS jingga keemasan laksana goresan kuas Pelukis Agung muncul di balik gunung RATUSAN pendaki Gunung Sikunir menikmati mentari terbit di ufuk timur Sejak pukul tiga pagi, ratusan orang bersusah payah berdesakan mendaki bukit yang masuk dalam wilayah Desa Sembungan. Mereka berdatangan dari penginapan di sekitar desa tertinggi di Pulau Jawa itu. Ratusan pengunjung lain malah memilih berkemah di tepi telaga di kaki bukit. Menurut Taufik, warga Dieng yang biasa memandu wisata, keramaian seperti ini biasa terjadi tiap akhir pekan atau hari libur. Mereka mengejar momen matahari terbit (sunrise), ciri khas objek wisata Sikunir. Dari gerbang Desa Sembungan menuju tit