Mengejar Mentari Terbit Sikunir
Senyum merekah tampak dari ratusan wajah yang hadir di
puncak Sikunir, Dataran Tinggi Dieng, Minggu (22/6/2014) pagi itu. Garis jingga
keemasan laksana goresan kuas Pelukis Agung muncul dari balik gunung-gunung
menjulang. Tampaklah mentari terbit khas Sikunir memanjakan
mata.
RATUSAN pendaki Gunung Sikunir menikmati mentari terbit di ufuk timur |
Sejak pukul tiga pagi, ratusan orang bersusah
payah berdesakan mendaki bukit yang masuk dalam wilayah Desa Sembungan. Mereka
berdatangan dari penginapan di sekitar desa tertinggi di Pulau Jawa itu.
Ratusan pengunjung lain malah memilih
berkemah di tepi telaga di kaki bukit. Menurut Taufik, warga Dieng yang biasa
memandu wisata, keramaian seperti ini biasa terjadi tiap akhir pekan atau hari
libur. Mereka mengejar momen matahari terbit (sunrise), ciri khas objek wisata
Sikunir.
Dari gerbang Desa Sembungan menuju titik
awal pendakian, pengunjung harus melalui jalan tanah berbatu dan lubang-lubang
besar. Lebarnya pun hanya cukup dilewati satu unit kendaraan roda empat.
Namun sulitnya medan tak menyurutkan
semangat pengunjung. Dengan tertib para pengunjung memarkir kendaraan di
sekitar Telaga Cebongan. Di atas tanah setinggi 2.306 meter di atas permukaan
laut itulah perjalanan menggapai mentari dimulai.
Mulai pukul empat pagi, satu per satu
para pemburu matahari terbit ini memulai perjalanan. Masing-masing mengenakan
satu setel pakaian tebal lengkap dengan sarung tangan dan topi penghangat.
Umumnya mereka melengkapi diri dengan senter dan minuman.
Satu yang jelas tak dilupakan adalah kamera
untuk mengabadikan momen menawan nanti. Kamera yang dibawapun beragam, mulai
dari jenis canggih hingga sekedar ponsel sederhana.
Senyum kegirangan dan luapan kegembiraan
memenuhi puncak Sikunir saat cahaya mentari tersaput awan
muncul dari antara puncak Gunung Sindoro dan Merbabu di sebelah timur. Pengunjung
pun tak menunggu lama tuk mengabadikan momen agung ini.
Sejatinya dataran tinggi yang terletak
di Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah memiliki banyak objek
menarik lainnya. Sebut saja Gunung Prau, Telaga Warna, Telaga Merdada, Kawah
Sikidang, kompleks Candi Arjuna, serta Museum Kaliasa.
Semuanya menawarkan keindahan dan
keagungan diliputi misteri yang membuat penasaran. Namun panorama matahari
terbit terlihat masih menjadi favorit di objek wisata Dieng. “Orang yang ke
sini (Dieng) pasti ramainya mengejar sunrise
dulu,” kata Taufik.
Bukan hanya sunrise yang menarik dari puncak Sikunir ini. Lelah mendaki
terbayar lunas oleh hamparan pemandangan hijau khas pegunungan Jawa Tengah di
sekelilingnya. Dari puncak Sikunir, pengunjung bisa melihat puncak Gunung
Sindoro, Merbabu, serta Merapi di kejauhan.
Wisata puncak Sikunir ini memiliki
kelebihan dibandingkan objek pendakian gunung lainnya. Jalur pendakiannya jauh lebih mudah
dibandingkan gunung-gunung yang biasa didaki demi melihat matahari terbit atau
pemandangan indah. Puncak Sikunir cukup ditempuh dalam setengah jam perjalanan.
“Kalau sudah di puncak sini, tinggal
pintar-pintarnya kita aja memilih spot yang
bagus untuk motret, Mas. Bisa buat foto selfie
juga kan?” ujar Taufik sambil tersenyum. “Sebagai catatan, tetaplah
memerhatikan keselamatan saat memilih spot
untuk memotret,” lanjutnya.
Saat mendaki, pengunjung juga tak perlu
membawa banyak bekal makan atau minum. Karena tak seperti di gunung lainnya,
ada pedagang berjualan makan dan minum di puncak Sikunir. Mereka menawarkan
kopi, teh, mi instan, hingga kentang goreng khas Dieng.
Usai
sudah perjalanan mengejar matahari setelah puas berfoto ditemani teh panas dan
seporsi kentang goreng. Kehangatan mentari yang makin meninggi seakan melepas
kebersamaan dengan puncak Sikunir. Yang jelas, masih banyak objek wisata yang wajib
dikunjungi saat berada di Dieng.