Balikpapan Saos Inggris
Newcastle, Liverpool,
Milford Highway, Valley Road, dan Blyth’s Junction. Pikiran kita pasti mengarah ke Inggris saat membaca nama-nama ini. Sabar dulu! Ini adalah nama jalan dan tempat di Balikpapan 75 tahun silam.
Papan nama Vasey Highway (Jl Sudirman) yang tersimpan di Australian War Memorial_KOLEKSI AWM |
Bubuhan (kelompok orang) Balikpapan tentu heran dengan nama-nama di atas. Padahal, Newcastle yang dimaksud di sini bukanlah nama daerah di Inggris. Bukan pula klub sepak bola yang bermarkas di Stadion St. James Park.
Liverpool? Ini
juga bukan klub juara Liga Champions 2019. Newcastle
ternyata nama bukit di sekitar Gunung Pasir. Sedang Liverpool adalah perbukitan di sekitar
Telindung. Milford Highway yang saya sebut, sekarang menjadi Jl. Soekarno-Hatta.
Blyth’s Junction? Apakah sejenis pusat perbelanjaan seperti
Cibubur Junction? Bukan, Gaes! Blyth's Junction adalah persimpangan kawasan
Gunung Sari dan Gunung Malang! Sementara Valley Road kini adalah Jl. Ahmad Yani.
Apa yang terjadi sehingga nama-nama tempat di Balikpapan
terasa sangat Inggris? Ibarat kepiting saos, pada 1945 Balikpapan memang dibumbui saos
Inggris. Begini menurut catatan Australian Memorial War (AWM).
Pada Mei 1945, 7th Division Pasukan Australia
mulai mempersiapkan merebut Balikpapan dari tangan Jepang. Pasukan Sekutu
menyadari perang merebut Balikpapan ini bukanlah pertempuran mudah.
AWM mengklaim penyerbuan ke Balikpapan merupakan operasi
militer skala besar terakhir di Perang Dunia II. Sementara seorang kawan
pemerhati sejarah berkomentar, kalau Balikpapan tak direbut, perang pasifik
mungkin saja masih berlanjut.
Satu bagian persiapan pasukan sekutu adalah memberi nama
Inggris pada jalan, jalur, dan bukit-bukit di Balikpapan. Hal ini juga
dilakukan sebelum menyerang Tarakan. Perubahan nama memudahkan pemberian kode,
sandi, serta perintah perang.
Niat awal memang sebagai sandi. Namun, pasukan 7th
Division tak main-main dalam memberi nama untuk kawasan-kawasan di Balikpapan. Jalan
Sudirman yang kini merupakan pusat bisnis dan pemerintahan Balikpapan dinamai
Vassey Highway.
Jalan di tepi laut ini diberi nama Vasey Highway untuk
mengenang pemimpin mereka George Alan Vasey. Ia adalah seorang Jenderal
Australia yang pernah memimpin 6th Division dan 7th
Division di berbagai peperangan.
Vasey pernah berperang di Timur Tengah, Yunani, juga di Papua.
Sayangnya Ia lalu tewas dalam kecelakaan pesawat. Untuk menghormati Vasey, jalur penting di Balikpapan itu disebut Vasey Highway.
Papan nama “Vasey Highway di gambar ini dibawa pulang ke
Australia oleh Bagian Sejarah 7th Division setahun setelah
penaklukkan Jepang. Menurut AWM, papan nama yang terbuat dari kayu ini masih
mereka simpan.
Pertigaan Vasey
Highway (Plaza Balikpapan) di sudut Jl Sudirman dan Jl Ahmad Yani sejak dulu sudah
menjadi tempat nongkrong. Tentara sekutu menghabiskan waktunya minum teh sore bersama-sama.
Tempat
nongkrong tentara sekutu lain yang diketahui adalah di penginapan Nipon Inn.
Penginapan ini berada di kawasan Kilo (Jl Soekarno-Hatta). Kawasan yang yang
masuk dalam wilayah administrasi Kelurahan Muara Rapak.
Nama kawasan
lain juga terdengar sangat Inggris. Sebut saja Petersham Junction (persimpangan
tugu KNPI) dan Hobsons Road (Jl Sutoyo-Gn Malang). Kawasan Gn Guntur (Jl S
Parman) dulu disebut Chilton Road.
Namun,
beberapa kawasan tetap dengan nama aslinya. Misalnya Gn Malang. Sejak dulu hingga
kini, di Gn Malang terdapat radar militer. Lainnya ada Pandansari, Baroe
Hoeloe, serta Manggar.
Begitulah Kota
Balikpapan yang dibumbui saos Inggris. Saat ini, bekas penyebutan nama Inggris
di Balikpapan sulit dilacak. Nyaris tak ada jejak kalau puluhan tahun lalu
Balikpapan pernah luluh lantak akibat perang dunia.
Makam dan
monumen serdadu Jepang di Lamaru sulit dijangkau. Meriam Jepang di Baru Ilir
pun tak menarik dikunjungi. Tugu Australia yang berusia 69 tahun juga tak
menarik wisatawan.
Warga
Balikpapan tak paham kalau Balikpapan pernah dikunjungi maestro-maestro perang
seperti Shizuo Sakaguchi, Douglas Macarthur, dan Louis Mountbatten. Kapal milik Angkatan Laut
Australia saja ada yang bernama Balikpapan.
Yang jelas
Balikpapan pernah bercita rasa Inggris. Meski hanya dalam sandi militer. Lalu
bagaimana cita rasa Balikpapan sekarang? Aku lebih memilih cita rasa nasi
kuning Balikpapan! Biar saja cita rasa Inggris itu jadi sejarah yang kita
apresiasi.