Chapter III: Kau, Aku, dan Lagu Endless Love
“Nanti
kalau kita nikah, lagunya Endless Love ya,
Ko…”
Rasanya
tak ada alasan membantah ujaran soal musik, “without music, life would be a mistake.” Ungkapan yang elegan.
Ketika
kamu naksir seseorang, lagu-lagu penuh harapan kan selalu terdengar
menyemangatimu. Pas diterima, rasanya semua lagu cinta menyanyikan kisah kalian.
Saat
cinta ditolak, rasanya semua lagu mengejekmu. Begitu pula saat kamu ditikung
teman, di-php, di-friendzone, atau hanya dianggap kakak-adik saja. Semua lagu terdengar minor tanpa akor yang harmonis.
Nah! ketika kamu punya pasangan, akan banyak musik dan lagu yang mewarnai kisah perjalanan
kalian, mulai dari pendekatan, pacaran, prewedding,
sampai kelak menikah.
Ada
musik yang awalnya hanya disukai pasangan kita, tetapi karena sering mendengar,
akhirnya kita juga ikut suka.
Di
saat sadar, aku sulit menikmati musik nge-beat
macam lagu “Beautiful Girl”nya Sean Kingston. Tapi karena dia suka dengar
lagu itu, akhirnya akupun terbiasa. Waktu itu, Lagu Sean ini sama ngetopnya
dengan “Bout that Bass” sekarang deh.
Jujur
saja, naluri musikku bertentangan dengan grup semacam Sheila on 7, Armada, atau
Seventeen. Tapi setelah nonton konser berdua, karaoke berdua, atau dengar musik
berdua, ya aku bisa menikmati.
Sementara
waktu pacaran dulu, aku suka sekali gitaran sambil nyanyi “If You’re Not the
One” milik Daniel Bedingfield. Aku yakin sih dia juga suka lagu itu. Kalau ngga,
ngapain dia bela-belain ngerekam aksiku bermain gitar sambil nyanyi lagu itu kan?
Lalu
akan tiba saatnya ngobrolin wedding song.
Sejak dulu impian dia ada lagu “Endless Love” di pernikahannya. Ya dia secara
jelas request “Endless Love” di
pernikahan kami.
Buat
saya “Endless Love” sih okay banget. Lirik & lagunya sama-sama kuat. Baik
yang versi Lionel Richie & Diana Ross. Begitu juga versi duet Luther
Vandross & Mariah Carey.
Hanya
saja judul ini tergolong lagu arus utama di acara nikahan. Sama seperti lagu “Valentine,”
“From This Moment,” atau “How Do I Live.”
Semua
grup band atau organ tunggal nikahan pasti udah fasih memainkannya. Aku sih lebih
terpikir punya wedding song seperti “Let’s Stay Together” (Al Green) atau “Can’t
Get Enough of Your Love Babe” (Barry White).
Lalu
lagu apa yang akhirnya jadi wedding song
kami? Believe it or not, aku (dan sepertinya dia juga) tak sempat mengingat
satupun lagu yang dinyanyikan di resepsi pernikahan kami.
Tamu
yang tak kunjung habis, jadwal foto yang panjang, dan keluarga besar akan
lebih menyita resepsi pernikahanmu. Tentunya juga calon ibu anak-anakmu yang
sedang berdiri di samping itu.
Bagaimana
nasib “Endless Love?” Maaf ya, Ce… Kalau tak sempat mewujudkan janji tuk
menghadirkan lagu itu di pernikahan kita.
Biar liriknya kita syairkan dalam
hidup kita. Biar lagunya jadi melodi dalam kisah cinta kita.
Dia
yang mencintaimu, mengetahui lagu di hatimu.
Yang
kan selalu menyanyikannya kembali,
Bahkan
saat kamu tak lagi mengingat lagunya.
.... to be continued....